"Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya."
Buku ini adalah buku ke-4 karangan Tere Liye yang pernah aku baca. Sejujurnya aku bukan pecinta novel-novel karangan dalam negeri seperti yang sudah pernah aku singgung pada postingan sebelumnya. Tapi novel karangan Tere Liye memang layak untuk dibaca bukan saja karena ide ceritanya yang unik tapi juga pesan moral yang ditanamkan di dalamnya sungguh indah.
Hujan..
Menceritakan kehidupan berpuluh-puluh tahun dari waktu sekarang. Mengisahkan dua orang remaja bernama Lail dan Esok yang terpaksa untuk berfikir dan bertindak layaknya orang dewasa sebelum waktunya. Dipertemukan oleh bencana yang merenggut orang yang paling mereka sayangi, mereka tumbuh menjadi teman yang saling melindungi dan saling menyayangi satu sama lain.
Hujan..
Segalanya berawal darinya dan berakhir pula karenanya. Kenangan Lail bersama Esok di tengah hujan begitu kental dalam ingatan mereka. Lail boleh saja kehilangan kedua orang tuanya pada saat hujan turun, tapi ia tidak bisa membenci hujan karena hujan adalah saksi pertemuannya dengan Esok, anak laki-laki yang telah menyelamatkan hidupnya dan membantunya untuk bertahan hidup.
Hujan..
Banyak orang yang membenci datangnya hujan karena aktivitasnya di luar rumah bisa terhambat. Namun berbeda bagi Lail dan Esok. Mereka senang berlari dan bersepeda di antara rintik hujan yang membasahi tubuh mereka. Mereka senang berteduh bersama di antara derasnya air hujan yang tumpah ke bumi.
Hujan..
Bagi tiap orang dihukum bukanlah hal yang menyenangkan. Tapi berbeda bagi Lail, ia rela dimarahi dan dihukum oleh petugas panti karena pulang dengan keadaan basah kuyup di sekujur tubuhnya. Ia malah senang karena alasan dia basah karena pulang ke panti dengan naik sepeda bersama Esok pada saat hujan turun.
Hujan..
Lail tak pernah bisa membenci hujan. Kehadirannya selalu mengingatkan ia kepada Esok, anak laki-laki jenius yang bisa menciptakan banyak benda spesial. Hujan juga menjadi saksi bisu perjalanan mereka mengelilingi kota tempat kelahiran mereka.
Kisah cinta antara perawat dengan seorang ilmuwan jenius. Pasangan yang sama-sama hebat. Pasangan yang tidak akan dapat dilupakan oleh dunia. Mereka berdua menjadi pahlawan bagi umat manusia di Bumi. Lail yang berhasil menyelamatkan ribuan penduduk karena semangatnya. Esok yang berhasil menciptakan berbagai penemuan hebat bagi kelangsungan hidup umat manusia.
Aku menyukai novel ini karena plot ceritanya yang dirangkai dengan cukup baik. Walaupun bercerita maju mundur antara masa kini dan cerita masa lalu, tapi secara keseluruhan aku tak dibuat bingung olehnya. Aku menyukai cerita semangat anak remaja yang tidak pantang menyerah setelah bencana besar menerpa mereka. Alih-alih sedih berkepanjangan akan kehilangan keluarga, mereka malah bangkit menolong orang yang kesusahan dan membuat keluarga yang telah meninggalkan mereka bisa bangga pada apa yang telah mereka lakukan di dunia.
Ini adalah kisah orang-orang hebat. Orang-orang yang bahagia di atas ke kebahagiaan orang lain. Sedih di atas kesedihan orang lain. Penyemangat di antara orang-orang yang kehilangan semangat hidup.
Secara keseluruhan cerita, menurutku Maryam adalah sosok remaja yang lebih tegar dibandingkan Lail. Mungkin berkat sosok Maryam lah, Lail bisa menjadi orang yang hebat. Buku ini tidak akan lengkap jika tidak ada karakter Maryam. Maryam yang memang yatim piatu sebelum bencana, membantu Lail untuk bersahabat dengan keadaan. Ia menjadi penyemangat Lail ketika Esok tak ada. Ia juga yang mengajak Lail untuk ikut menjadi Relawan dan membuat mereka menyadari bahwa mereka ingin menjadi perawat. Semangatnya begitu tinggi sebagai seorang Relawan dan itu menjadi contoh baik bagi Lail.
Terlepas dari kisah Lail dan Esok, Bang Tere juga memberi banyak pesan moral tentang reka kehidupan di masa depan. Bagaimana keserakahan manusia justru menjadi awal kepunahan manusia. Manusia yang terlalu mencintai teknologi dan kehidupan instan, lupa bahwa segalanya bisa saja hilang dan berbalik menyerang manusia. Sungguh pemikiran yang sangat hebat dari Bang Tere.
Beberapa kutipan/quote yang sangat indah dari buku ini yaitu:
"Bukan melupakan yang jadi masalahnya, tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah melupakan. ~Elijah."
"Hanya orang-orang kuatlah yang bisa melepaskan sesuatu, orang-orang yang berhasil menaklukan diri sendiri. Meski terasa sakit, menangis, marah-marah, tapi pada akhirnya bisa tulus melepaskan, maka dia telah berhasil menaklukan diri sendiri. ~Ibu Esok."
"Ada orang-orang yang kemungkinan sebaiknya cukup menetap dalam hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan lapang. Toh dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian. ~Unknown."
"Tidak ada kabar adalah kabar, yaitu kabar tidak ada kabar. Tidak ada kepastian juga adalah kepastian, yaitu kepastian tidak ada kepastian. ~Maryam."
"Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya. ~Maryam."
Untuk keseluruhan cerita mulai dari plot hingga pesan moralnya, menurutku buku hujan layak mendapat 4 bintang dari 5 bintang. Aku belum bisa memberikan 5 bintang karena ada beberapa hal yang menurutku masih kurang dalam buku ini. Tapi jika kau bertanya apakah buku ini layak untuk dibaca, aku bisa bilang bahwa buku Hujan karangan Tere Liye Recommended!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar