Selasa, 08 November 2016
Tolong Bangunkan Aku, Tuhan!
Mungkin aku masih setengah terjaga.
Mencoba untuk sepenuhnya terbangun dari mimpi tak berujung ini.
Namun aku sadar bayang-bayang nama, wajah, dan senyumnya masih menari dalam mimpiku.
Tuhan selalu mengujiku dengan banyak pilihan.
Tapi seringkali aku memilih jalan yang salah.
Memilih takdir yang salah.
Takdir yang membawaku pada kesakitan.
Mereka bilang aku terlalu dramatic.
Mereka berfikir aku terlalu terbawa perasaan.
Mereka selalu mengingatkanku jangan terlalu banyak memberi pupuk dalam rasa yang aku tanam.
Mereka menyadarkanku bahwa segala hal yang berlebihan tidak akan bagus.
Aku tahu teorinya, otakku tahu cara kerjanya, tapi hatiku terlalu bodoh untuk bekerjasama dengan otakku.
Mulutku bisa saja berkata kalau aku telah sembuh dari rasa sakit itu.
Namun mataku lebih jujur dari mulutku.
Debaran jantungku lebih tak bisa dikontrol ketika mendengar namanya.
Rindu.
Aku kalah darinya bahkan setelah aku berjuang sangat keras.
Aku benci diriku sendiri yang tak bisa menghapus ingatanku dari dirinya yang pengecut.
Aku lelah selalu terbayang senyumnya yang selalu manis di depanku tapi busuk di belakangku.
Aku merasa bodoh merindukan dirinya yang selalu memberi rasa sakit padaku.
Waktu akan menyembuhkan.
Jarak akan membantuku melupakan dirinya.
Itu adalah keyakinan dalam diriku selama ini.
Tapi ternyata yakin saja tidak cukup, berusaha saja tidak akan banyak membantu, selagi akar rasa ini belum dipotong.
Dia bukan pria yang baik.
Dia bukan pria yang bisa membuatku tertawa.
Dia bukan pria yang bisa menarik senyumku keluar.
Itulah alasan aku semakin kesal, mengapa aku menyukai pria seperti ini?
Mengapa sangat sulit melupakannya?
Apa yang aku harapkan darinya?
Apa yang aku tunggu darinya?
Menunggunya menepati janji palsunya? Atau menunggu dia menyadari kesalahannya padaku?
Akhirnya aku tersadar, satu-satunya yang aku minta dari Tuhan saat ini bukan dia datang padaku tapi aku berharap Tuhan membangunkanku dari mimpi tak berujung ini dan mulai hidup dalam dunia nyata. Jika aku harus bermimpi lagi, ijinkan aku bermimpi hal lain yang lebih indah. Aku tak kuat harus hidup dalam mimpi menyakitkan ini lagi. Bangunkan aku, Tuhan! Aku mohon..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar