Judul: The Scorch Trials
Seri: The Maze Runner #2
Penulis: James Dashner
Penerjemah: Meidyana Arrisandi
Penerbit: Mizan Fantasi
Genre : Young adult, dystopian future, science fiction
Tebal: 511 halaman
Di balik buku:
Selama ini Thomas keliru. Ada dua Maze. Namun, berkebalikan dengan Maze yang dihuninya, Maze lain didiami oleh sekelompok anak perempuan, yang dikenal sebagai Grup B. Bahkan, Teresa yang disangkanya hilang, ternyata justru bergabung di sana. Kini Grup B menantinya dengan tugas khusus: membunuh Thomas! Namun, bukan kematian yang membuatnya jerih, melainkan pengkhianatan Teresa, gadis yang diam-diam dicintainya.
Sementara itu, keadaan di luar maze lebih mengerikan dari yang mereka duga. Bola baja yang muncul tiba-tiba dari kegelapan, badai gurun pasir yang merajam hingga ke tulang, hingga gerombolan Crank haus darah, semakin menciutkan hati mereka. Namun, mereka harus melangkah maju, demi menemukan jawaban dari semua misteri, demi menemukan jalan pulang menuju rumah dan keluarga.
Semua kesulitan dan kengerian di Maze barulah awal dari serangkaian proses kejam dan mendebarkan. Berlanjut di Scorch, percobaan baru mengadang mereka. Untuk bisa lolos, kali ini mereka tak boleh sekadar bermodal nekat. Diperlukan kecerdikan dan ketajaman insting karena musuh-musuh mereka tersembunyi rapat di balik dinding ilusi.
****************************************************
Ceritaku:
Jujur, awalnya aku tidak tertarik dengan cerita The Maze Runner (seri pertama) karena aku bukan orang yang terlalu suka cerita action. Begitulah awal pendapatku mengenai The Maze Runner. Beberapa kali temanku menawarkan padaku untuk menonton filmnya karena mereka tahu bahwa aku mulai menyukai film Hunger Games dan Divergent. Mereka berpendapat bahwa aku akan menyukai serial The Maze Runner ini karena genrenya hampir mirip yaitu science fiction. Yah, aku akhir-akhir ini memang sedang menyukai film dan novel dengan genre tersebut. Aku mulai sedikit tertarik setelah mendengar bujukan dari temanku itu.
Akhirnya, ketika aku tidak memiliki stok film baru untuk ditonton, aku pun mencoba menonton The Maze Runner. Plot cerita awal tidak terlalu membuatku tertarik, namun setelah pertengahan sampai akhir cerita dimunculkan konflik yang menegangkan, tak terasa jantungku ikut berdebar menyaksikan perjuangan Thomas dan teman-temannya menaklukan Maze. Di akhir cerita, film ini sukses membuatku penasaran akan kelanjutan kisah para Glader (sebutan yang mereka gunakan untuk orang-orang yang ada di Maze) setelah selamat dari Maze.
Awalnya aku ingin membaca novel The Maze Runner terlebih dahulu untuk sedikit memuaskan rasa penasaranku akan detail cerita film seri pertama. Namun, aku terlalu penasaran untuk melanjutkan kisahnya terlebih dahulu. Temanku pun kembali memberi saran bahwa sebaiknya aku lanjut ke novel seri kedua karena seri pertama hampir mirip dengan filmnya. Dan akhirnya disinilah aku, duduk di depan novel The Scorch Trials siap untuk melanjutkan perjuangan para Glader keren kita. Yeeyyy (bersorak)
****************************************************
Sinopsis: (Spoiler alert!!!)
Membaca novel sebelum menonton film adaptasinya memang selalu menyenangkan buatku. Detail cerita lebih bisa kudapatkan dari novelnya.
Berbeda dengan The Maze Runner yang fokus bercerita mengenai persahabatan yang baru terbentuk di antara para Glader (terutama Thomas, Minho, dan Newt), The Scorch Trials menambahkan ceritanya dengan bumbu-bumbu cinta antara Thomas dan Teresa serta Thomas dan Brenda (seorang gadis yang mereka temui di kota yang penuh dengan Crank).
Awalnya kupikir The Scorch Trials (selanjutnya akan kusebut TST) akan menampilkan Maze lainnya yang harus ditaklukan para Glader, tentu saja dengan tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi. Namun aku keliru, mereka tidak lagi dikurung di dalam Maze buatan WICKED, namun justru dilepas di sebuah terowongan menuju gurun luas yang mengerikan.
Menariknya, mereka menemukan fakta bahwa selama ini bukan hanya mereka yang berjuang menaklukan Maze. Ternyata ada satu Maze lagi yang dihuni oleh sekelompok gadis dan seorang pria bernama Aris. Di TST, Aris dan Teresa berpindah kelompok, Aris bersama dengan para Glader sedangkan Teresa bergabung dengan para Stikie (sebutan para gadis di Maze lainnya).
TST menceritakan perjuangan para Glader dan Stikie yang sudah diberi virus Flare untuk menemukan surga yang aman dimana mereka dijanjikan akan diberikan obat penawar virusnya. Dengan membayangkan betapa buruknya menjadi crank yang gila (orang yang terkena virus flare), dapat memotivasi mereka untuk menemukan surga yang aman. Namun, kesulitan yang mereka hadapi berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan dengan di Maze dulu.
Untuk pergi ke surga yang aman, para Glader harus melewati terowongan gelap dengan bola baja pemakan kepala, gurun panas dengan badai petir mengerikan, dan kota penuh crank. Di sanalah mereka bergabung dengan dua orang crank yang belum sepenuhnya menjadi gila seperti yang dialami para Glader lainnya. Mereka bernama Jorge dan Brenda. Dengan bantuan mereka, para Glader yang tersisa mampu melewati kota dengan selamat.
Selama perjalanan, Thomas yang berada jauh dengan Teresa mulai merasa nyaman berada di dekat Brenda. Hal tersebut semakin jelas ketika mereka berdua tidak sengaja harus terpisah dengan dengan rombongan yang lain. Namun, tentu saja Thomas berusaha (sedikit) keras untuk tidak tergoda untuk berpaling dari Teresa yang dia cintai. Namun, perasaan cintanya pada Teresa mulai memudar seiring dengan pengkhianatan Teresa yang malah berbalik ingin membunuhnya.
Mereka diberikan waktu untuk pergi menuju surga yang aman selama dua minggu. Mampukah mereka mendapatkan obat penawar virus flare sebelum mereka benar-benar menjadi crank yang gila? Berbagai kenyataan mulai terungkap. Memori Thomas sebelum berada di Maze perlahan mulai kembali. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul di The Maze Runner sedikit demi sedikit mulai terungkap di TST. Pada akhirnya siapakah gadis yang akan dipilih oleh Thomas? Teresa yang berkhianat atau Brenda yang belum lama dikenalnya?
****************************************************
Komentarku:
Ceritanya cukup menegangkan. Namun jika dibandingkan dengan film seri pertama yang lumayan mendebarkan, novel seri kedua ini sangat kusayangkan mengurangi debaran yang kurasakan (ceileh). Aku tak tahu jika nanti setelah diadaptasi ke film, penilaianku akan berubah, namun aku berharap filmnya bisa lebih menggetarkan jantungku dibandingkan dengan novelnya.
Aku tidak membaca novel seri pertama, namun orang-orang di sosial media menyebutkan bahwa novel seri kedua ini tidak lebih bagus dibandingkan dengan seri pertama. Namun, dari pandanganku novel ini cukup baik untuk dibaca karena tiap akhir chapter membuatku sukses penasaran dan ingin melanjutkan ke chapter berikutnya.
Dari awal menonton The Maze Runner (aku sebut TMR ya mulai sekarang), aku tidak terlalu mengharapkan adanya nuansa percintaan karena menurutku persahabatan di antara tiga Glader favoritku (Thomas, Newt, dan Minho) sudah cukup menarik buatku. Namun ketika di TST mulai berkembang romansa antara Thomas dan Teresa serta skandal antara Thomas dan Brenda, aku sih cukup menikmati awalnya, namun lama-kelamaan cukup terganggu juga.
Misalnya saja ketika sedang tegangnya keadaan, tiba-tiba ada adegan Thomas dan Brenda yang bermesraan. Ada lagi, ketika Thomas dan Teresa berada di satu gedung dan mereka bermesraan, sepertinya sesaat Thomas lupa bahwa di luar gedung, para Glader lain menunggu Thomas untuk melanjutkan perjalanan. Sangat tidak pada waktu yang tepat, menurutku. Yah mungkin cinta itu seperti virus flare yang semakin lama akan membuat seseorang lupa segala hal dan membuatnya menjadi gila. Hahaha *abaikan
Yah terlepas dari kisah cinta Thomas yg rumit, aku semakin menyukai persahabatan ketiga Glader favoritku. Cara mereka menjaga satu sama lain sangat kusukai. Misalnya Newt yang selalu bijaksana memberikan masukan pada Thomas dan Minho. Selain itu, ketika Minho tersambar petir, Thomas tidak pergi meninggalkannya walaupun dengan membantu Minho, Thomas mungkin akan semakin kesulitan. Thomas juga sempat menolong Minho yang hampir dibunuh oleh sekumpulan crank yang diketuai oleh Jorge. Sebaliknya Minho beberapa kali menolong Thomas. Dia memperlihatkan kekesalannya saat Thomas disiksa oleh Teresa dan membenci Teresa dan Aris akan 'pengkhianatan' mereka pada Thomas.
Aku juga suka adegan dimana Minho menyambut dengan senyuman ketika melihat Thomas yang sempat terpisah berlari untuk bergabung bersama para glader lagi. Aku suka saat Minho menyelamatkan Thomas dan Brenda yang dikurung di ruang bawah tanah. Aku suka saat Minho kesal dan membunuh seorang crank karena telah menembak sahabatnya, Thomas. Aku suka cara Minho mengawasi Newt yang kakinya pincang untuk bersama lari menuju Berg (pesawat WICKED). Sepertinya di antara ketiganya, aku paling mengagumi Minho. Hahaha *abaikan lagi
Namun yang tidak kusukai adalah banyak pertanyaan di TMR yang belum terjawab di TST, bahkan malah menambah banyak pertanyaan. Banyak kejadian yang tidak dijelaskan secara spesifik.
Di sosial media, banyak yang meributkan masalah Thomas yang sering pingsan di serial ini. Namun aku pribadi merasa itu sangat manusiawi dan terlihat cukup.. hmm.. nyata. Menurutku Thomas beberapa kali memang pingsan karena kesakitan atau bau gas namun selebihnya dia hanya tertidur karena kelelahan. Thomas bukan Superman atau Batman, kawan. Aku tahu kalian menginginkan sosok seorang pahlawan dalam diri Thomas. Namun dia hanya manusia biasa terlepas dari keistimewaannya yang imune terhadap virus flare. (Ups spoiler)
Selain itu hampir sepanjang cerita, Thomas mengaku takut menghadapi keadaan yang semakin mengerikan. Banyak yang bilang, "kok pemeran utamanya penakut sih?" Hmm.. sekali lagi menurutku itu manusiawi karena takut adalah sifat dasar dari manusia itu sendiri. Cuma yang aku kecewakan adalah Thomas beberapa kali terlihat plin plan dalam membuat keputusan.
Yahh.. over all ceritanya menarik. Sarat akan makna yang mendalam. Jika dibandingkan dengan Hunger Games, jujur aku jauh lebih menyukai Hunger Games. Porsi cinta, persahabatan, perjuangan, dan tes-tes yang mereka hadapi begitu pas, mengejutkan dan tidak terduga. Namun jika dibandingkan dengan Divergent, ketegangan yang kudapat saat membaca TST hampir sama.
Saatnya memberi bintang!
Aku menyukai plot ceritanya, namun sedikit dirusak dengan beberapa informasi yang tidak jelas dan menyebalkan. Tapi, kisah persahabatannya yang sangat menyenangkan membuatku akhirnya memberikan 4 bintang untuk Novel TST. ^^ Recomended!
baru tau klo ada novel nya juga, udh nonton film nya memang keren bgt, thanks infonya ya
BalasHapuskunjungi juga untuk film box office berkualitas streaming/download movie box office HD free
Kalo baca novelnya lebih mendetail.. Terima kasih sudah berkunjung :)
HapusSIP
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung..
Hapus