Senin, 18 Mei 2015

PERPISAHAN LAHIR DARI SEBUAH PERTEMUAN


Perpisahan adalah salah satu sihir hitam Ratu menyebalkan. Tak pernah terbayangkan bahwa pertemuan dan hari indah selama ini akan dengan mudah dihancurkan lubang besar yang membentuk jurang di antara kita.

Hei, kawan. Aku tak suka.. sungguh tak suka dan tak nyaman dengan perasaan sedih ini. Namun, betapa bodohnya jika kau bertanya apakah aku menyesal telah bertemu dan mengenal dirimu. Jujur, kawan, tak pernah sedetikpun aku merasa menyesal telah mengenal sahabat baik sepertimu. Kau membuatku tahu rasanya memiliki seorang kakak lelaki. Kau menyadarkanku bahwa sahabat antara laki-laki dan perempuan bisa murni terjadi.

Namun, sungguh tak bisa kupungkiri bahwa aku benci rasa kehilangan. Ya aku tahu kau tidak pergi untuk selamanya. Tapi aku kesal mengetahui bahwa aku sendiri terlalu munafik untuk menyadari bahwa aku terlalu biasa melihat tingkah konyolmu, merasakan sikap baikmu layaknya seorang kakak, dan mendengar segala keluh kesahmu. Salahkah aku, kawan? Jika aku salah, maka salahkan aku sepuasmu tapi jangan pergi, tolong...

Egois.
Bahkan sesaat aku terkejut akan kenyataan ini. Ya, aku terlalu kejam dan hanya memikirkan diriku sendiri. Kau selalu memperlakukanku sebagai adikmu, tapi beginikah caraku untuk membalasnya?! Malu. Aku malu pada diriku terlebih pada dirimu, kawan. Aku sangat tahu bahwa kau pergi bukan karena kehendakmu. Kau terpaksa untuk pergi menjalani takdirmu yang keras. Tapi kenapa aku malah menyalahkanmu dan menambah beban pikiranmu? Aku tak bisa begitu, kawan. Kalaupun aku bisa, aku tetap tak mau mengorbankan dirimu untuk menyenangkan diriku. ....karena kau adalah kawanku yang berharga.

Takdir.
Terkadang aku heran dengan kata ini. Banyak orang bilang bahwa takdir telah ditulis pada garis tangan kita. Berarti selama ini kita makan dengan tangan yang telah membawa takdir baik dan buruk kita sendiri. Kita melakukan segala sesuatu sesuai dengan perintah sihir takdir yang tidak dapat kita hindari. Orang-orang itu berkata bahwa kita masih bisa mengubah takdir kita. Namun, dari mana kita tahu bahwa kita telah mengubah takdir kita? Dari mana kita tahu mana takdir awal kita dan mana takdir baru yang telah kita ubah? Rumit kah? Kalau begitu aku sederhanakan pertanyaannya. Apa itu takdir? Apakah takdir itu benar-benar ada?

Hei sihir putih. Tak bermaksud menyalahkanmu. Kau baik, sungguh, aku bahkan berterima kasih kau telah mempertemukanku pada teman-teman yang hebat. Aku senang kau membiarkanku mengenal banyak orang baik. Aku selalu bersyukur karena dimanapun dan kapanpun kau selalu memperkenalkanku pada orang yang menyenangkan dan cocok bergaul denganku. Tapi, bisakah sihirmu lebih diperkuat? Bisakah kau buat sihirnya bertahan untuk tidak memisahkan kami? Bisakah kau buat orang-orang itu mendapat takdir (jika benar ada) yang baik? Bisakah? Bisakah?


Saat ini aku hanya bisa mendoakanmu yang terbaik. Semoga semua akan baik-baik saja.  Semoga akan ada surga oasis setelah kamu melewati gurun padang pasir luas yang mengerikan ini. Seperti kata Kaito Kuroba yang kukutip dari dorama kesukaanku ( Magic Kaito ) yaitu:


 Jadi jangan menyerah.. tetaplah semangat, kawan! Ini bukanlah akhir dari segalanya. Yakinlah ^^






Ps: aku menulis ini dengan tegar. Benar. Kau tidak yakin? Kenapa? Tetes air mata? Mana? Itu hanya keringat. Percayalah.

2 komentar:

  1. ini ya yg dimaksud tulisan yang susah dingertiin ama pasek? :/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya day.. km ngerti? Mungkin aku aja yg ngerti :D hahaha

      Hapus