Jumat, 12 Juni 2015

Happy Birthday to Me



20 tahun yang lalu aku dilahirkan ke dunia ini. Entah dengan tujuan dan manfaat apa, aku pun belum tau. Tahun berganti tahun, aku mulai mencari jati diri dan tujuan hidupku.

Kini, aku sudah "berkepala dua". Beban di pundakku bertambah berat. Yang awalnya hanya memikul satu kepala, kini bertambah satu kepala lagi. Sudah saatnya melalukan pendewasaan diri. Aku sadar bahwa aku bukanlah anak kecil lagi.

Meniup lilin di hari ulang tahun menjadi momentum yang mendebarkan. Betapa tidak, dengan meniup lilin itu ibaratkan kita meniup umur kita untuk menuju selangkah lebih maju.

Terima kasih Tuhan yang telah memberikan satu hari lagi untukku merasakan pertambahan usia dan memberikan aku kesempatan untuk mencapai umur 20 tahun ini.

Terima kasih kepada seluruh keluarga yang selalu memberikanku kehangatan, perhatian, dan kasih sayang yang melimpah hingga aku tumbuh menjadi seorang gadis yang tegar dalam menghadapi masalah.

Terima kasih Sahabat yang sudah memberikan satu lagi kisah hari ulang tahun yang anti mainstream tapi tak kalah menyenangkannya buatku.

Juga, tak lupa aku mengucapkan terima kasih pada keluarga besar, teman, sahabat, kakak tingkat dan adik tingkat selama bersekolah, hingga dosen yang sudah berkenan memberikan ucapan dan doa yang datang silih berganti dari tadi pagi hingga sekarang.


Terima kasih pada @meliasusiana dan @dayugayatri atas kadonya yang bermakna dan artistic.. Juga terima kasih pada @rinapurnamayanti , @anggrenisita , @tri_palguna , pasek supartha untuk kebersamaannya hari ini dalam merayakan hari ulang tahunku.. kalian adalah pelengkap kebahagiaanku hari ini.. ^^ *oh ya terima kasih untuk Takoyaki buatan Chef Melia Susiana dkk yang dibuat secara mendadak namun tetap bercita rasa tinggi


Hari ini tiga sobatku menyempatkan datang ke rumah malam-malam hanya untuk memberikan kejutan. Mereka rela membagi waktu di sela kesibukannya. Terima kasih @yantikwedastuti yang harus bolak balik gianyar-denpasar hanya untuk memberi kejutan yang tak lebih dari 1 jam itu. Terima kasih juga pada @putuvanhita yang rela bolos kerja demi menyiapkan surprise ini. Tidak lupa juga kuucapkan terima kasih pada @ariyantikarsa yang menyempatkan datang setelah pulang dari bekerja. Hari ini tak 'kan lengkap tanpa kehadiran kalian sobatku.

Di hari ulang tahunku yang ke 20 tahun ini menjadi momentum yang membahagiakan. Banyak kejutan. Banyak tantangan. Banyak keharuan. Banyak cerita baru yang menegangkan. Tapi aku tidak akan menjadi pemain sandiwara yang baik jika hanya sendiri bukan? Aku butuh kalian, sahabatku .. untuk semakin mewarnai panggung sandiwara kehidupanku ini.


Satu hal yang pasti:"Umur boleh bertambah tua, tapi jiwa ini akan tetap muda." Happy Birthday to Me.. 🎁🎉

Sabtu, 06 Juni 2015

Ketakutanku pada Hujan


Aroma hujan yang datang mendekat,
Memelukku di antara riuh kokok ayam di pagi hari..
Suara rintik hujan terdengar begitu berisik dan sedikit menggangguku..
Alam seakan membawa kabar baik sekaligus kabar buruk..
Sekelompok tetes lembutnya menyejukkan tubuhku,
Namun semakin lama tetes hujan itu seakan jatuh semakin deras dan tak terkendali,
Membawa ketakutan itu kembali..
Pelukan itu lama kelamaan menjadi sebuah genggaman yang mencekikku..
Takutkah aku pada tetes derasmu?!
Atau aku hanya takut akan masa lalu kelam yang kau tanam di alam bawah sadarku?!

Jumat, 05 Juni 2015

Belajar dari Secangkir Teh


Belajarlah dari secangkir teh yang masih panas. Pergunakan waktu selama menunggu teh itu menghangat dengan menyentuh sisi cangkir dan rasakan panasnya pada kulit tangan kita. Berikan kesempatan pada mata, telinga, atau organ tubuh lainnya untuk merasakan panasnya juga. Awalnya tubuh belum terbiasa dengan hal itu namun seiring waktu berlalu tubuh mulai beradaptasi dan merasakan kenyamanan pada panas tersebut. Lama kelamaan teh itu mulai menghangat. Waktu telah merubah nilai dari teh tersebut. Di samping itu, tubuh pun mulai beradaptasi dengan panas atau kehangatan teh sehingga teh itupun mulai dapat dinikmati dengan menyenangkan.


Hal ini dapat kita analogikan dengan masalah yang ada pada kehidupan kita sendiri. Awalnya masalah terasa sangat mengganggu dan terasa sulit untuk dilewati. Seakan untuk 'menyentuh' masalah saja terasa berat untuk dilakukan. Namun jika kita membiasakan diri dan mulai beradaptasi dengan masalah tersebut maka tidak akan ada lagi beban dalam diri. Kita akan terbiasa untuk menghadapi masalah dengan menyenangkan. Jangan takut pada masalah. Tuhan menciptakan manusia lebih besar dari masalah itu sendiri. Jadi jangan takut pada masalah karena sesungguhnya jalan hidup ini ibarat pensil warna yang mewarnai diri kita yang bagaikan kertas putih. Kadang kala kita menemukan pensil warna hitam atau abu-abu. Walau terasa suram namun terkadang kita juga memerlukannya sebagai pelengkap warna cerah lainnya. Karena sesungguhnya kedua jenis warna itu bersifat komplementer yaitu saling mengisi dan melengkapi. Jadi, nikmati saja masalah yang menghadang kita dengan santai dan percayalah dalam kehidupan ini tidak selamanya warna suram yang akan mengikuti namun warna cerah pun akan selalu membayangi kesuraman itu sendiri. Suatu saat masalah pasti akan teratasi. Percayalah hal itu.



"Dirangkai setelah obrolan santai dengan seorang Profesor dari UGM -Prof. Surya- yang berbaik hati membagikan ilmu tentang kehidupan pada kami, anak PPMI DK Bali. Kami mengucapkan terima kasih atas ilmu yang berharga ini, Prof."