Ditulis oleh: Ni Made Yuniari
Pura Tirtha Sudamala merupakan tempat persembahyangan sekaligus tempat wisata yang cocok bagi keluarga. Selain dapat membersihkan diri dari segala kotoran baik itu secara jasmani dan rohani namun juga dapat digunakan sebagai tempat menghabiskan waktu berlibur bersama keluarga terdekat.
Bali terkenal dengan banyaknya tempat wisata yang unik dan menarik. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang menghabiskan waktu berliburnya di Bali bersama keluarga. Bali yang sebagian besar dihuni oleh umat Hindu ini juga banyak memiliki tempat-tempat yang berbau keagamaan namun belakangan ini dimanfaatkan pula untuk tujuan wisata.
Salah satu tempat keagamaan umat Hindu yang juga merupakan tujuan wisata yaitu Pura Tirtha Sudamala. Pura Tirtha Sudamala yang terletak di Desa Bebalang Bangli ini memang belum banyak diketahui oleh para wisatawan baik wisatawan lokal maupun asing. Namun belakangan ini semakin banyak masyarakat dari daerah dekat sana seperti Gianyar, Klungkung dan daerah lainnya yang datang ke Pura Tirtha Sudamala.
Pura Tirtha Sudamala yang menjadi tempat wisata baru bagi masyarakat ini memang menarik karena memiliki banyak keunikan di dalamnya. Salah satunya yaitu pancuran di bawah areal Pura ini yang kurang lebih berjumlah sekitar 11 pancuran dan memiliki ukuran dan ketinggian berbeda. Air pancuran tersebut berasal dari mata air di sekitar pohon Bunut tua besar yang telah berusia ratusan tahun. Uniknya, mata air dari pancuran ini tidak pernah kering walau pada musim kemarau sekalipun.
Tirtha Sudamala dari pancuran tersebut dipercaya oleh masyarakat dapat menghilangkan penyakit yang berasal dari ilmu hitam dan sejenisnya. Caranya yaitu menghaturkan sesajen untuk meminta ijin terlebih dahulu atau biasa disebut “Matur Piuning” di Pura sebelah bawah pohon Bunut tersebut. Biasanya pada hari baik atau Rerahinan Purnama maupun Tilem akan ada Jero Mangku di samping Pelinggih di bawah Pohon Bunut besar dekat pancuran yang memimpin ritual tersebut. Setelah itu, baru kemudian melukat (membersihkan diri) secara bergantian pada semua pancuran yang ada.
Setelah melakukan penglukatan dan persembahyangan di bawah, kemudian dapat dilanjutkan dengan sembahyang di Pura Tirtha Sudamala yang terletak tepat di atas Pancuran Tirtha Sudamala tersebut. Dengan berganti memakai pakaian adat terlebih dahulu, sembahyang dapat dilakukan untuk memohon pembersihan diri dari segala kotoran seperti penyakit guna-guna tadi.
Walaupun bukan pada hari baik maupun hari Raya, aktivitas di pancuran Tirtha Sudamala ini tidak pernah sepi. Masyarakat setempat biasa datang untuk menampung dan menggunakan air pancuran tersebut sebagai air minum karena airnya yang jernih dan menyegarkan. Selain itu masyarakat juga sering mandi di sungai yang mengalir di sekitar pancuran tersebut.
Daya tarik masyarakat dari luar daerah akan Pura Tirtha Sudamala ini lebih cenderung ke arah pembersihan fisik dan rohani melalui penglukatan pada air pancuran yang ada di sana. Bila hari Raya datang, maka tidak terelakkan lagi kalau tempat ini akan dipenuhi oleh para umat Hindu khususnya yang ingin melakukan penglukatan. Selain itu, air yang mengalir deras dari pancuran tersebut juga dimanfaatkan oleh pengunjung sebagai pemijatan secara alami. Salah satu pancuran juga ada yang mengeluarkan air hangat sehingga sangat nyaman berendam di bawah pancuran tersebut.
Meningkatnya pengunjung di Pura Tirtha Sudamala ini akhirnya dimanfaatkan oleh warga setempat untuk memungut bayaran masuk sebesar Rp 2.000,00 per orang. Uang yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk keperluan desa maupun perbaikan Pura Tirtha Sudamala serta menambah fasilitas bagi para pengunjung seperti perbaikan tempat berganti pakaian dan lain-lainnya.
Pura Tirtha Sudamala merupakan tempat persembahyangan sekaligus tempat wisata yang cocok bagi keluarga. Selain dapat membersihkan diri dari segala kotoran baik itu secara jasmani dan rohani namun juga dapat digunakan sebagai tempat menghabiskan waktu berlibur bersama keluarga terdekat.